Jumat, 08 Juli 2011

PERPOTONGAN BIDANG DIAGONAL

BAB II

A. Sumbu Afinitas
Sumbu afinitas adalah  garis perpotongan antara bidang irisan dengan alas bangun ruang yang diirinya.Sumbu afinitas juga disebut dengan garis dasar atau juga garis kaliniasi adalah garis persekutuan antara bidang datar dengan bidang alas bangunan ruang.Langkah-langkah untuk menentukan sumbu anfinitas yaitu dengan:
    1. Pilih dua titik pada bidang irisan yang terletak sebidang pada bangun ruang.
    2. Lukislah garis yang melalui dua titik tersebut.
    3. Perpanjang garis-garis pada alas bangun ruang sehingga memotong garis pada langkah 2.
    4. Hubungkan 2 titik baru pada bidang alas bangun ruang. Garis yang diperoleh adalah sumbu afinitas.
    5. Lengkapi gambar irisan bidang tersebut.

Contoh sumbu afinitas:
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan titik-titik P, Q, dan R berturut–turut terletak pada pertengahan AB, CG, dan GH.
Lukislah bidang irisan kubus ABCD.EFGH yang melalui titik P, Q, dan R!
Jawab:
Gambar kubus ABCD.EFGH dengan
titik-titik P, Q,dan R seperti pada soal.
Untuk mendapatkan data selengkapnya, click link di bawah ini:
PERPOTONGAN BIDANG DIAGONAL

GARIS TEGAK LURUS

BAB II
PEMBAHASAN
 Pengertian Garis Tegak Lurus Bidang
 Kita telah mempelajari bahwa sebuah bidang dapat terbentuk antara lain jika paling sedikit ada dua garis yang berpotongan di sebuah titik. Berdasarkan aksioma tersebut, dapat kita peroleh pengertian garis tegak lurus bidang sebagai berikut.
 “Suatu garis g tegak lurus pada suat bidang α apabila setiap bidang yang melalui garis g tegak lurus bidang α”.
Perhatikan gambar di bawah. Jika bidang U dan V melalui garis g, bidang U dan V tegak lurus bidang α.
Gambar:
  Sifat-Sifat Garis Tegak Lurus Bidang
Berdasarkan aksioma dean pengertian garis tegak lurus bidang di atas, diperoleh beberapa sifat tegak lurus bidang sebagai berikut.

1)      Jika sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidang, garis tegak lurus pada semua garis yang terletak pada bidang itu. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar:

Garis g tegak lurus pada bidang α maka garis g tegak lurus garis k, l, dan m yang terletak pada bidang α.

2)      jika sebuah garis tegak lurus pada dua garis yang berpotongan, garis tesebut tegak lurus pada sebuah bidang yang melalui kedua garis yang berpotongan itu.

Pada gambar diatas, garis g tegak lurus k, g tegak lurus l , dan k tegak lurus  berpotongan l maka garis g tegak lurus bidang α.

3)      jika dari sebuah titik pada sebuah garis dibuat garis-garis yang tegak lurus pada garis itu, garis-garis tersebut terletak pada sebuah bidang datar yang tegak lurus pada garis itu.
 Gambar:
 Perhatikan gambar diatas. Garis g tegak lurus k, g tegak lurus l , g tegak lurus m… maka k, l, m,… yang berpotongan di sebuah titik terletak pada sebuah bidang  α yang tegak lurus garis g.

4)      jika salah satu dari dua garis sejajar tegak lurus pada sebuah bidang, garis yang kedua juga tegak lurus pada bidang tersebut.
Untuk mendapatkan data selengkapnya, click link di bawah ini:
GARIS TEGAK LURUS

Laporan Praktek Kerja Nyata

Laporan Praktek Kerja Nyata
HOTEL                      : AMANUSA RESORT NUSA DUA
                        DEPARTEMENT   : Food & Beverage Service
                        SEKSI                                    : WAITER




OLEH :
                        NAMA                                   : I MADE ARI SUGITA
                        NIM                                        : 09109124
                        PROGRAM                           : CRUISE LINE
                        PROGRAM STUDY                        : WAITER
                        KELAS                                  : D
                        SEMESTER                          : II (dua)
SEKOLAH PERHOTELAN BALI
2009/2010
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Penulis menyusun laporan ini sebagai pertangungjawaban kepada pihak hotel yang menyangkut segala tugas dan tanggungjawab selama melaksanakan Praktek kerja nyata khususnya di F&B Department Amanusa Resorts Nusa Dua.
Adapun tujuan penulis menyusun laporan ini adalah untuk memberikan gambaran secara jelas tentang latar belakang, tujuan dan manfaat pelaksanaan Praktek Kerja Nyata, landasan teori mengenai pengertian hotel, restoran, tata hidangan, bar waiter/ss, gambaran umum mengenai Amanusa Resorts Nusa Dua.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Seluruh staff Amanusa Resort Nusa Dua yang mendukung secara langsung maupun tidak langsung.
  2. Kedua orang tua saudara-saudara penulis yg turut berdoa dan membantu dalam penyusunan laporan.
  3. seluruh pihak yg turut membantu dalam penyusunan laporan dan pelaksanaan Praktek Kerja Nyata.
Semoga segala bantuan baik secra moril maupun materi yang telah dberikan kepada penulis akan mendapat pahala yang sepadan dari Tuhan Yang Maha Esa
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.










Denpasar, september 2010



Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………  i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………..  iii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………..  1
  1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………  1
  2. Tujuan dan Manfaat ……………………………………………………………………. 2
BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………… 3
  1. Pengertian Hotel …………………………………………………………………………. 3
  2. Pengertian Restoran ……………………………………………………………………. 4
  3. Pengertian Tata Hidangan ……………………………………………………………. 5
    1. Definisi Restoran …………………………………………………………….. 6
    2. Jenis-jenis restoran ………………………………………………………….. 6
  4. Pengertian bar ……………………………………………………………………………. 9
    1. Definisi Bar …………………………………………………………………….. 9
    2. Jenis-jenis Bar …………………………………………………………………. 9
  5. Pengertian waiter/waitress …………………………………………………………… 11
BAB III PELAKSANAAN …………………………………………………………………………. 12
  1. Gambara Umum …………………………………………………………………………. 12
    1. Sejarah Berdirinya Hotel …………………………………………………… 12
    2. Kepemilikan dan Lokasi Hotel …………………………………………… 14
    3. fasilitas yamg Dimiliki  Hotel ……………………………………………. 15
    4. Struktur Organisasi Hotel ………………………………………………….  16
    5. Struktur Organisasi F&B Department ………………………………. 16
B . Kegiatan ………………………………………………………………………………….. 18
C. Hambatan dan Pemecahan ………………………………………………………….. 41
1. Hambatan ……………………………………………………………………….. 41
2. Pemecahan ……………………………………………………………………… 41
D . Kerjasama/iklim kerja ………………………………………………………………. 42
1. Tujuan Kerjasama …………………………………………………………… 42
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………………… 43
  1. Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 43
  2. Saran – saran …………………………………………………………………………… 44
    1. Saran untuk Pihak Hotel ………………………………………………… 44
    2. Saran untuk pihak Kampus……………………………………………….44

BAB I
PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang Pelaksanaan Praktek kerja Nyata
Pelaksanaan praktek kerja industri merupakan hal yang sangat penting bagi sekolah – sekolah perhotelan khususnya mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Perhotelan Bali untuk membuka wawasan dan memperluas pengalaman mahasiswa serta mahsiswinya dalam industri pariwisata.
Mengingat perkembangan pariwisata yang terjadi saat ini, sumber daya manusia yang terampil dan profesional sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pangsa pasar akan tenaga kerja yang terampil dan profesional dalam bidang pariwisata khususnya perhotelan.
Dengan mengetahui kegiatan kerja industri perhotelan yang dilaksanakan melalui program praktek kerja industri, mahasiswa dan mahasiswi nantinya diharapkan mampu melaksanakan kegiatan kerja industri di lapangan dengan sebaik – baiknya dan bertanggung jawab dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang didapat selama program praktek kerja industri berlangsung
.

  1. B.     Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata
Dalam penulisan laporan ini tentu memiliki tujuan dan manfaat baik secara umum maupun khusus. Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan laporan ini adalah:


1. Tujuan
a)      Menumbuhkan rasa percaya diri mahasiswa yang nantinya akan terjun langsung ke industri.
b)      Membiasakan mahasiswa berdisiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
c)      Untuk mengetahui situasi kerja yang sebenarnya.
2. Manfaat
a)      Bagi Mahasiswa
-  Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam bidang   kepariwisataan.
-  Meningkatkan ketrampilan dan profesionallisme kerja mahasiswa di dalam dunia kerja khususnya industri perhotelan.
b)      Bagi hotel
- Mengcover pekerjaan dari staf hotel
- Memberikan images ke publik dari apa yang kita beri
c)      Bagi Kampus
-    laporan PKN yang telah di kumpul nantinya dapat di pelajari adik-adik kelas yang selanjutnya
-    Kampus akan dapat meluluskan mahasiswa yang terampil karena sudah melaksanakan paraktek kerja nyata
-    Setidaknya dapat menambah images baik kampus

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Hotel
            Istilah – istilah pariwisata yang pada hakekatnya perlu diketahui dan maknanya terutama bagi mereka yang bekerja di industri pariwisata khususnya di bidang perhotelan. Kata hotel digunakan sejak abad 18 di London, Inggris sebagai Hotel Garni yaitu sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana tempat menginap/tinggal untuk penyewa secara harian, mingguan, bulanan.
Dilihat dari asal katanya “hotel” berasal dari kata latin, yaitu “hospitium” artinya ruang tamu yang berada dalam monastery. Kata hospitium dipadukan dengan kata “hospes” dari bahasa Prancis, menjadi “hospice”. Dalam perkembangannya kata hospice berubah menjadi “hostel” lambat laun huruf  “s” pada kata hostel dihilangkan menjadi “hotel”. Hotel mulai diperkenalkan pada masyarakat umum sekitar tahun 1797. Setelah kemudian istilah hotel digunakan di Inggris sebagai rumah – rumah penginapan bagi orang yang bepergian disebut “inn” dalam terminology (ilmu mengenai definisi dan istilah) resmi tidak ada perbedaan definisi antara hotel dan inn.
Pengertian hotel menurut Hotel  Proprietors Acc, 1956 adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan dan minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanaan dan mampu membayar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Sedangkan menurut Aan surachman Dimyati, SH (1989, 31), hotel merupakan sebuah bentuk akomodasi yang dibangun dan dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh makan dan minum serta pelayanan lainnya.
Sejalan dengan pendapat di atas, di dalam buku managing front Office Operations dari AHMA (American Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charter E. Steadmon dan Micheal L. Kasarana diseut bahwa hotel adalah sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan umum dengan fasilitas  pelayanan seperti pelayanan makanan dan minuman, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas peralatan dan menikmati hiasan – hiasan do dalamnya .
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada dan menggunakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penumpang lainnya yang disediakan bagi umum serta dikelola secara komersial.

B. Pengertian Restoran
            Restoran merupakan jenis usaha komersial yang kegiatannya menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan dikelola secara profesional.
Pelayanan yang terbaik di sebuah retoran akan menimbulkansuatu kepuasan terhadap tamu dalam hal pelayanan makanan dan minuman. Dengan semakin berkembangnya dunia kepariwisataan peran restoran tidak dapat dipisahkan dan mutlak harus terpenuhi kepada wisatawan. Kebutuhan makan dan minum dimnapun dan kapanpun mereka berwisata. Untuk menjawab permasalahan wisatawan ini salahsatu alternatif yang dikemukakan yaitu dengan menyediakan tempat makan dan minum yaitu restoran. Restaurant berasal dari kata restaurer yang artinya memulihkan. Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanent, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, dan memenuhi ketentuan – ketentuan persyaratan.

C. Pengertian Tata Hidangan
            Tata hidangan merupakan salah satu kegiatan pokok yang memberikan pelayanan makanan dan minuman kepada para tamu.
Tata hidangan tidak asing lagi kita dengar khususnya di daerah pariwisata. Secara umum, yang dimaksud tata hidangan adalah sesuatu yang di inginkan, baik berupa makanan dan minuman yang di tata dan dihias sehingga kelihatan menarik. Jadi, tata hidangan itu menata, menghias, dan menghidangkan makanan dan minuman, baik di rumah atau di luar rumah (restaurant, bar, dan sebagainya).
Dalam dunia perhotelan tata hidangan ditangani oleh departemen khusus yaitu Food & Beverage Department yaitu suatu departmen yang ruang lingkupnya cukup luas yang bertnggung jawab atau suply,  produksi, serta menghidangkan makanan dan minuman. Tata hidangan disini ditangani oleh Food & Beverage service section. Jadi, tata hidangan di sebuah hotel adalah suatu ilmu yang dipelajari dan diterapkan untuk menata, menghias, serta bagaimana menyajikan manakan dan minuman dari awal hingga akhir menu menikmati makanan. Dengan prosedur atau standar yang diterapkan manajemen hotel bersangkutan untuk mencapai tujuan keuntungan secara wajar secara objective dan efesien.

C.1. Definisi Restaurant
Menurut Prok Vance Khristian tahun 2000, restauran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman.
Menurut Marsum, WA (1991:7) menyatakan bahwa : “restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman”. Sedangkan menurut Agus Nawar (2000:15) menyebutkan bahwa : “pada dasarnya restoran adalah bagian dari suatu hotel yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan makanan dan minuman untuk para tamu yang menginap dan untuk makan dan minum”. Jadi, dari pengertian tersebut secara umum yang dimaksud dengan restoran adalah suatu bangunan yang dikelola secara komersial yang menyediakan layanan makanan dan minuman.
C.2. Jenis – jenis Restaurant
Jenis – jenis restauran dibagi menjadi 3 bagian diantaranya:
Restaurant formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang ekslusif.

Formal restaurant dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
  1. Main restaurant (dining room) yang mempunyai ciri – ciri :
    • Location in hotel
    • Resident guest to be served
    • Good quality of equipment and services
    • Open breakfast, lunch, or dinner
    • Closed around midnight
    • Entertaiment : Band, Orchestra during meal hours
    • A’la carte or table d’hote Menu
    • Good decoratiaon and atmosphere
2. Grill Room  / Grill House yang mempunyai ciri – ciri :
  • Location in luxury hotel
  • Non resident guest, large turn over of customer
  • Menu fish, chicken, steak grills on open ranges short slection on first course and relaxed
  • Atmosphere is pleasant and relaxed
  • Entertaimant : piano, players and viiolinist
  • Open lunch time : 12am – 3pm
  • Open dinner time : 7pm – 1am
3. Supper Club yang mempuanyai ciri – ciri :
  • Guest : formal dress (coat and tie for gentleman and long dress for lady
  • Open : lunch and dinner
  • A’la carte menu, high price
  • High qualified personal/high skill
  • Entertaimant : band, dance floor
  • Efficient service and delicious food

Restaurant non-formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.
Non – formal restaurant dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
  1. Coffee Shop yang mempunyai ciri – ciri :
    • Location in hotel or outside hotel
    • Table service restaurant
    • Menu light meal (easy preparation)
    • Fast, quick and simple service
    • Low experience of personal
    • Open 24 hours a day in hotel
  2. Cafe / Cafetaria yang mempunyai ciri – ciri :
  • Location : in hotel, hospital, school, office, etc
  • Easy preparation of menu (large turn over)
  • Fast food service
  • Interior / decoration authentic and typical carring the name restaurant
  • Special dishes from the country
  • Special characters
  1. Speciality Restaurant yang mempunyai ciri – ciri :



D. Pengertian Bar
D. 1 Definisi Bar
Di negara – negara maju seperti Eropa maupun Amerika bar digunakan sebagai tempat untuk melepas lelah setelah menyelesaikan pekerjaan dikantor sambil menikmati minuman, ngobrol dengan teman, bersuka ria dan sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan teman baru. Bar merupakan tempat dimna kita bisa membeli dan menikmati minuman. Di samping hanya menjual minuman, kadang – kadang bar juga menyediakan makanan khususnya makanan ringan atau snack.
PP No. 24 1979 menyebutkan bahwa bar adalah usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menghidangkan minuman, baik minuman yang mengandung alkohol maupun tidak, untuk umum di tempat usahanya.
D. 2 Jenis – jenis Bar
Bar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : (1) Plublic Bar atau Front Bar (2) service bar atau dispense bar.
1. Public Bar atau Front Bar
Public bar sesuai dengan namanya, adalah bar untuk umum, siapa saja boleh datang ke bar ini. Public bar bisa berlokasi di luar hotel, berdiri sendiri dan tidak menjadi bagian dari pada hotel. Para pembeli minuman atau tamu dapat secara langsung dilayani oleh petugas bar.
Ada banyak contoh – contoh dari public bar seperti :
  • Cocktail Bar
Cocktail bar mempunyai ciri dimana minuman yang dijual sangat bervariasi, khususnya minuman – minuman campuran dengan standar pekayanan dan kualitas minuman yang cukup baik. Biasanya pada cocktail bar terdapat hiburan – hiburan berupa musik yang ringan seperti pemain piano atau organ, trio gitar dan lain sebaainya.
  • Hight Club
Night club adalah bar yang hanya dibuka pada malam hari. Bar ini memiliki ukuran yang lebih luas dari pada bar yang lain, dimana didalam night club munkin didapatkan lebih dari satu bar. Night club biasa menyediakan tempat untuk melantai (dance floor), dan juga pertunjukan – pertunjukan seperti pemain band (live entertaimant). Para tamu bisa menikmati minuman sambil melantai sampai larut malam.
  • Snack Bar
Snack bar adalah bar yang disamping menjual minuma, juga menjual maknan – makanan ringan (snack). Pada umumnya pelayanan si snack bar mementingkan kecepatan, karena biasanya tamu yang datang ke snack bar adalah tamu yang tidak memiliki waktu cukup atau mereka dalam keadaan buru – buru.
  • Sunken Bar
Sunken bar adalah bar yang terletak menyatu dengan kolam renang di suatu hotel. Para tamu sambil berenang dapat memesandan menikmatinya di kolam renang tanpa harus keluar dari kolam renang. Minuman yang dijualpun bervariasi.

2. Service Bar atau Dispense Bar
Fungsi dari pad a service Bar atau Dispense Bar adalah untuk menyediakan minuman yang dipesan oleh para tamu di hotel baik yang ingin menikmati minumannya di restaurant atau dikamar. Jadi, bar ini tidak diperuntukkan bagi umum, tapi diperuntukan hanya bagi tamu yang tinggal di hotel. Minuman dipesan oleh para tamu melalui para waiter, baik restaurant waiter maupun room service waiter. Petugas bar hanya menyediakan minuman sesuai pesanan dari waiter tersebut, kemudia para waiter itulah yang akan menghidangkannya baik di restaurant maupun di kamar. Dengan demikian, petugas bar tidak bisa melayani para tamu ataupun pemesan minuman secara langsung. Lokasi dari pada service bar (dispense bar) berada pada area food & beverage service, di antara Restaurant, Bar, dan Room Service untuk memudahkan dan mempercepat pelayanan.
E. Pengertian Waiter/ waitress
Waiter / waitress terkenal dengan sebutan “steward atau commis de rang”. Menurut Mersum WA (1991 : 90) menyebutkan bahwa : “pramusaji adalah karyawan atau karyawati dalam sebuah sertaurant yang bertugas menunggu tamu – tamu, membuat tamu – tamu merasa mendapat sambutan dengan baik dan nyaman, mengambil pesanan makanan dan miuaman serta menyajikan, serta membersihkan restaurant dan lingkungannya serta mempersiapkan meja untuk tamu berikutnya.
Jadi , dari pengertian di atas secara umum yang dimaksud pramusaji atau waiter/waitress adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam hal memberikan pelayanan makanan dan minuman terhadap tamu secara professional.



BAB III
PELAKSANAAN

  1. A.    Gambaran Umum
A.1. Sejarah Berdirinya Amanusa Resorts
            Amanresorts di bawah kepemilikan bapak Adrian Zecha pertama kali mendirikan Amanpuri yang berlokasi di Phuket Thailand, Amanpuri sebagai hotel pertama dari Amanresorts resmi di buka pada tanggal 1 januari 1988 dengan kapasitas 70 kamar.
Mengikuti kesuksesan dari pembangunan dari Amanpuri Amanresort yang di bawah kepemimpinan dari Bapak Adrian Zecha Mulai mendirikan beberapa resorts yang berlokasi di sejumlah negara negara seperti :
  1. Amankora ( Bhutan )
  2. Amansara ( Cambodia )
  3. Aman at Summer Place ( China )
  4. Amanfayun ( China)
  5. Le Melezin ( France )
  6. Aman New Delhi ( India )
  7. Amanbagh ( India )
  8. Aman I-Khas ( India )
  9. Amandari ( Indonesia )
  10. Amankila ( Indonesia )
  11. Amanusa ( Indonesia )
  12. Amanwana ( Indonesia )
  13. Amanjiwo ( Indonesia )
  14. Amantaka ( Laos)
  15. Aman sveti Stefan ( Montenegro )
  16. Amanjena  (Maroco )
  17. Amanpullo ( Philliphines )
  18. Amangalla ( Srilanka )
  19. Amanwella ( Srilanka )
  20. Amanpuri (Thailand)
  21. Amanyara ( Turkie)
  22. Amanghani (USA)
  23. Amangiri ( USA)
Melihat semakin pesatnya pertumbuhan pariwisata yang ada di Indonesia pada tahun 80 an telah menginspirasi Bapak Adrian Zecha untuk memulai bisnisnya di Indonesia, dia memilih beberapa tempat yang ada di Indonesia yang mempunyai daya jual tinggi untuk di bangun beberapa resorts, di mana nantinya para tamu yang akan berkunjung dapat menikmati budaya, tradisi dan ritual yang di padu dengan kenyamanan kedamaian dan keindahan.
Resort pertama yang di bangun di Indonesia  yaitu Amandari yang berlokasi di jalan kedewatan ubud, bali, selanjutnya di bangun Amankila yang berlokasi di Jalan manggis Karangasem bali, setelah sukses dengan dua resort di atas baru dibangunlah Amanusa resort yang berlokasi di bukit peninsula kawasan pariwisata nusa dua bali, dan 2 buah resorts lagi yang masing-masing berlokasi di luar bali yaitu Amanwana di Sumbawa dan Amanjiwo di jawa.
A.2 KEPEMILIKAN DAN LOKASI HOTEL
            Amanusa resorts di bangun dibali di prakarsai oleh Bapak Adrian Zecha juga di bawah kepemilikan beliau amanusa resort di arsiteki oleh arsitek asal singapura yaitu kerry hill.
Amanusa resort nuasa dua bali berlokasi di bukit peninsula kawasan pariwisata nusa dua bali.
Amanusa
P0 Box 33, Nusa Dua
Bali 80363 – Indonesia
Phone (62 361 ) 772 333 Fax. ( 62 361 )772 335
Amanusa@amanresorts.com
reservations@amanusa.com
www.amanusa.com

 

A.3 Fasilitas yang di Miliki Hotel
            Amanusa resort memiliki beberapa fasilitas yang di miliki hotel bintang lima lainnya antara lain :
  • Memiliki total 35 Suites
  • Garden Suites ( 7 )
  • Deluxe Suites ( 19 )
  • Pool Suites ( 8 )
  • The Amanusa Suites ( 1)

  • Restaurants :
  • 1 Swimming Pool/Main pool
  • 1 Ballroom
  • Spa Room dan Fitness center
  • 1 Clinic
  • 1 Store
  • Terrace Restaurant
  • Italian Restaurant
  • Bar
  • Beach Club



Amanusa resorts juga memiliki beberapa fasilitas olahraga yang dapat di nikmati oleh para tamu, fasilitas olahraga tersebut dapat di bagi menjadi 2 bagian antara lain :
1. Olahraga Darat :
  • Volley pantai
  • Tenis
2. Olahraga Air
  • Kayakking
  • Snorkeling
A.4. Struktur Organisasi Hotel
Organization Chart (struktur organisasi) adalah struktur bagan yang menggambarkan kedudukan, tugas dan tanggungjawab pekerja/karyawan hotel. Besar kecilnya suatu struktur organisasi, bergantung pada hotel yang dikelola oleh manajemen hotel tersebut.
Agar dapat tercapainya struktur organisasi yang baik, maka perlu adanya hubungan yang harmonis antara atasan dengan bawahannya itu sendiri sehingga terciptalah suasana yang nyaman sesuai dengan prosedur (sasaran) dari hotel tersebut.
A.5. Struktur Organisasi Food & Beverage Departement
Food & Beverage Departement adalah salah satu department yang merupakan bagian dari sebuah Hotel yang memiliki tugas dan bertanggung jawab dalam proses persiapan, penyediaan, pembuatan, pengolahan serta penyajian makanan dan minuman kepada tamu baik yang menginap di hotel maupun yang tidak menginap di hotel.
Adapaun pembagiannya dapat dibagi 2 yaitu :
  1. F & B Service salah satu bagian dari F & B Departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam merencanakan, menyiapkan, serta menghidangkan makanan dan minuman kepada tamu.
  2. F & B Production adalah satu bagian dari F & B Departement yang bertugas dan bertanggung jawab dalam merencanakan, menyiapkan, dan mengolah makanan
b. KEGIATAN
Pada saat melaksanakan praktek kerja selama 3 bulan di F&B Departemen, penulis diberikan kesempatan untuk membantu senior disamping juga belajar memahami menu-menu yang ada di Amanusa. Pembagian tugas dan tanggung jawab di outlet-outlet yang telah diberikan selama penulis melaksanakan program praktek kerja lapangan meliputi :
1. TERRACE RESTORAN
Merupakan restoran utama yang ada di amanusa resort yang melayani breakfast setiap pagi, selain itu Terrace restoran juga melayani Lunch dan Dinner, secara alacarte dengan pilihan menu makanan  Indonesian, Western dan Thai terrace restoran juga melayani private dinner disetiap kamar bila ada tamu yang melakukan order.
Restoran ini di buka dari jam 7.30 pagi sampai pukul 11.00 malam, Terrace restorant memiliki kapasitas tempat duduk sebanyak 55 tempat duduk.
1. Terrace Indonesian Breakfast
  • Nasi Goreng Or Mie Goreng
Stir Fried rice Or Egg noodles with Chicken & vegetable
  • Bubur Ayam
Rice porridge with chicken, egg and crispy shallot
2. Healthy Breakfast
  • Egg White Omelette
With fresh garden herbs and asparagus
  • Oatmeal Porridge
With skim milk and cinnamon

  • Low fat Muesli
With skim milk yoghurt and fresh fruit
  • Soy Milk Smoothie
With papaya, banana and orange juice
  • Cleansing Juice
Apple, grapefruit, watermelon
  • Healthy Juice
Beetroot, carrot, orange and apple
3. Fruit, Cereal, Yoghurt
  • Bircher muslie
With grated apple, hazelnuts, yoghurt, and strawberry
  • Toasted Muslie
Dried strawberry, and apple muslie with raspberry yoghurt
  • Tropical Fruit Plate
Selection of seasonal local fruit
  • Fruit Salad
Diced tropical fruits with fresh mint
  • Selection Of Cereal
Special k, rice bubbles, cornflakes or sultana bran with fresh strawberries or sliced banana



  1. 4.      Eggs
  • Amanusa Breakfast
Egg of your choice with grilled bacon, pesto tomatoes, sausages, potato roesti and mushrooms
  • Eggs Anystyle
With grilled sourdough ciabatta
  • Eggs Benedict
Ham or smoked salmon on English muffins with hollandaise
  • Baked Eggs
With crisply bacon spinach, onion eggs cream and parmesan
  • Bacon & Egg Burger
With sliced avocado and tomato and basil salsa
  • Croque Madame
Toasted sandwich with ham fried egg gruyere chesse
  • Pancakes
Plain with side of butter and maple syrup with cinnamon banana berry compote vanilla gelato and maple syrup

1. Terrace Indonesian Menu
STARTERS
  • Gado-Gado,
Indonesian mixed vegetable salad with fried tofu, boiled egg and peanut sauce.
  •  Rujak Manis
Javanese spicy fruit salad with tamarind dressing and cashew nuts
  • Selada Ayam Salak
Chicken salad with snake fruit, lemongrass, chili, and lemon basil
  • Martabak Daging
Savory beef pastries with beef mince and pickled cucumber
  • Udang Kelapa Selada
Grilled prawns with roasted coconut turmeric dressing and kemangi leaf
SOUPS
  • Kuah Bayem Tomat
Tomato and water spinach soup with chili, garlic and shallot
  • Soto Ayam
Chicken broth, glass noodles fried shallot celery and lime
MAINS
  • Ikan Bakar,
Grilled barramundi filletwith torch ginger, lemongrass, chili, and shallot sambal.
  • Tim Ikan
Steamed market fish fillet in banana leaf with baby eggplant, tomato salam leaf and seafood paste
  • Isi Laut Pedas
Seafood curry with prawns , mussels, squid and fish

  • Gulai Ayam
Spicy Javanese grilled chicken curry with coconut and lemongrass
  • Nyatnyat Celeng
Spicy braised pork with turmeric, garlic, shallots and coconut
  • Bebek Betutu
Balinese slow roasted duck in banan leaf with kencur lemongrass and salam leaf
  • Rendang
Semi dry beef curry with coconut milk chili and fresh turmeric
2. Terrace Thai Menu
            STARTERS
  • Miang Som o
Betel leaves filled with prawn, pamello, chili and ginger caramel
  • Larb Gai
Spicy minced chicken salad with lime juice and chili flakes
  • Nua Nam Tok
Salad char grilled beef with shallots roasted chili, lime and fresh mint
  • Yam Som O Pou Nim
Crispy soft shell crab with spicy  pink grapefruit salad and lime leaf oil
  • Phla Talay
Mixed seafood salad with onion coriander lemongrass and chili jam


SOUPS
  • Tom Kha Gai
Chicken and coconut milk soup with lemongrass galangal and lime
  • Tom Yam Goong
Hot and sour prawn soup with lime leaf lemongrass, and lime juice
MAINS
  • Goong Pad Nam Prik Pao
Wok fried ocean prawn with chili jam, spring onion and thai basil
  • Gang Leung Pla Bai Chapu
Yellow curry with barramundi fillet betei leaf lime leaves
  • Pla Neung Se-Ew
Steamed fish of the day with green peppercorns wild ginger long bean baby corn and holy basil
  • Gai Pad Kee Mao
Spicy wok fried chicken with green peppercorn wil ginger long bean and holy basil
  • Gang Ped Bhed Yang
Reed curry of roasted duck with lychee eggplants cherry tomato pineapple and thai basil
  • Gang Kuah Moo Sai Nor Mai
Red curry with pork bamboo shoots lime leaf red chili and thai basil
  • Gang Massaman Nua
Massaman curry of wagyu beef wit crispy shallot potato and peanut.
3. Terrace Western Menu
  • Gazpacho Soup
Chilled tomato soup wit avocado sorbet and basil oil
  • Hummus
Chic pea dip with kalamata olives and grilled pita bread
  • Vegetables Salad
Mixed  leaves with cerry tomatoes cucumber radish carrot fennel and lemon dil dressing
  • Amanusa Salad
Mixed organic leaves with honey roasted pumpkin.
  • Rocket Salad
Rocket leaves with crispy prosciutto, nashi pear gorgonzola walnuts and lemon mustard dressing
  • Smoked Chicken Salad
Smoked chicken breast with mixed leaves avocado red onion cherry tomato and lemon herb vinaigrette
  • Spaghetti
With prawns dried chili marinated capsicum conflict garlic, basil and baby spinach
  • Yellow Fine Tuna Steak
Grilled rarer with greek salad and lemon olive oil dressing
  • Margherita Pizza
Tomato sauce mozzarella basil
  • Pepperoni Pizza
Tomato sauce mozzarella and mint
  • Beef Burger
Wagyu beef pattie with onions lettuce tomato pickles and French fries
  • Steak Frites
Char-grilled angus beef battered fish of the day with frenc fries and tartare sauce
Dessert Menu
  • Mango Pannacotta
With citrus and mint salad
  • Chocolate Mud Pie
Chocolate cake and vanilla ice cream sandwich with chocolate sauce
  • Sorbet And Gelato
Served by the scoop with lemon tuile
  • Fruit Plate
Selection of tropical fruits
  • Es Teler
Ice chunk with fres coconuts jackfruit avocado and coconut milk
Coffee
  • De –caffeinated coffee
  • Espresso, long black
  • Bali coffee
  • Cappuccino, café latte
Tea
  • Early grey, English breakfast,
Darjeeling, jasmine green tea chamomile, jasmine rosella, fruit de la passion vanilla jar dine blue ginger tea lemongrass tea
Di Terrace Restoran terdiri dari 3 shift antara lain
1. Morning Shift (07.30 am – 03.00 pm) kegiatannya sebagai berikut
    • Mempersiapkan segala peralatan untuk breakfast
    • Set up coutleries beserta complimennya
    • Napkin folding
    • Menyambut kedatangan tamu dan mempersilahkannya duduk
    • Memberikan teh atau kopi kepada tamu
    • Mengambil order tamu untuk breakfast
    • Membersihkan meja yang telah diduduki tamu untuk sarapan mereka
    • Membawa piring dan cutleries yang kotor ke steward
    • Istirahat selama 1 jam
    • Polishing cup, saucer, juice glass, dan cutleries untuk persiapan besok
2. Afternoon Shift ( 11.00am-07.00pm) pada shift ini juga di sebut cover shift karena   mengcover shift pagi kegiatannya antara lain sebagai berikut:
  • Menyambut kedatangan tamu dan mempersilahkan duduk
  • Memberikan food menu dan mentaking order
  • Membawakan pesanan tamu
  • Membersihkan meja tamu yang telah selesai makan
  • Membawa piring dan cutleris yang kotor ke steward
  • Istirahat 1 jam
  • Polishing segala cutleris, cup, saucer dan glass
3. Evening shift ( 03.pm-11.00pm) kegiatannya antara lain :
  • Menyambut kedatangan tamu
  • Mempersilakan tamu duduk
  • Memberikan tamu menu dan mengambil pesanan tamu
  • Memberikan makanan atau minuman sesuai dengan pesanan tamu
  • Membersihkan meja tamu yang telah selesai makan
  • Membawa piring dan cutleris yang kotor ke steward
  • Istirahat 1 jam
  • Polishing segala cutleris, cup, saucer dan glass untuk persiapan besok.
  • Melakukan closing
Penulis tidak dapat melaksanakan praktek kerja di outlet ini, semua hal yang penulis tulis tentang outlet Terrace Restoran penulis peroleh dari hasil bertanya pada staf-staf hotel yang bekerja di outlet tersebut dan sesekali penulis mengobservasi outlet tersebut.

2. ITALIAN RESTAURAN
Italian restaurant adalah sebuah restaurant yang ruangan di desain menyerupai Italian desain, selain itu sesuai dengan namanya Italian restaurant, restaurant ini menyajikan menu masakan khas yang biasa di hidangkan di Negara Italia, Italian restaurant tidak melayani breakfast atupun lunch, Italian restaurant hanya melayani dinner saja, Italian restaurant mempunyai kapasitas tempat duduk tidak lebih dari 20 tempat duduk.
Restaurant ini buka dari jam (03.00pm-11.00pm)
Italian menu
Gili antipasti
  • Antipasto
Selection of cold entrees the table
  • Minestrone alla gerovese
Traditional mixed vegetables soup with pesto Genovese and mozzarella crostino
  • Crema di mais con aragosta
sweet corn soup with scampi medallion crustacean oil
  • Carpaccio di manzo
Sliced raws beef fillet parmesan mousse capers rocket leaves and crostini
Le Paste
  • Spaghetti alle vongole
Spaghetti with calm olive oil garlic chili white wine and parsley
  • Pappardelle alla Bolognese
Flat pasta with beef and pork bolognaise sauce
  • Cappelini napoli
Angel hair pasta with meatballs and pecorino
  • Agnoloti al pecrono con asparagi
Pecorino filled pasta with asparagus prosciutta sage butter sauce
  • Gnocchi al capriollo
Potato dumpling with beef sausage chili flakes fresh tomato, sauce and basil
  • Risotto al fungi
Risotto with mixed mushroom and black truffle paste
1 Pesci
  • Filleto di pesce all`acqua pazza
Barramundi fillet with black olives, cherry tomato basil and caper berry
  • Aragosta al forno con burro al pernod
live baked lobster with rosemary chili and pernod butter
  • Frutti di mare en pappilote
Baked mixed seafood with fresh tomato sauce

Le Carni
  • Tagliatta di manzoo wagyu
Char-griiled striploin beef with rocket parmesan and balsamic
  • Osso buco alla Milanese
Slow braised veal shank with saffron risotto and preserved lemon gremolatto
Contorni
  • Insalata mista
Mixed lettuce with cherry tomato cucumber carrot and lemon dressing
  • Asparagi alla griglia
Grilled asparagus with shaved reggiano
  • Potate novele al forno
Roasted baby Potatoes
  • Cavolfiori gratinati
Cauliflower gratin
Dolce
  • Afogato
Vanilla gelato, shot of espresso and pistachio biscotti
  • Cannoli
Crispy wafers lemon ricotta and white chocolate with candied pistachio nuts
  • Semifreddo
Hazelnuts praline wit raspberry
  • Tiramisu
Italian coffee sponge with mascarpone and chocolate
  • Sorbetti
Lomon coconut pineapple blood orange passion fruit lychee peach or mango
  • Gelati
Chocolate strawberry vanilla or honeycomb
  • Formaggio
Selection of cheeses with fruit lavosh toasted fruit and nut bread
Karena italian restaurant hanya melayani dinner, di  Italian restaurant terdiri dari 1 shift (03.00pm – 11.00pm) kegitanya adalah sebagai berikut :
  • Menyiapkan segala sesuatu untuk men set up meja dinner
  • Mempolish cutlery  dan mensetup cutlery beserta complimennya
  • Menyambut kedatangan tamu
  • Memberikan menu dan mentaking order
  • Membawakan pesanan tamu
  • Membersihkan meja tamu yang sudah selesai dinner
  • Membawa cutlery dan piring kotor ke steward
  • Istirahat 1 jam
  • Mempolish cutlery untuk persiapan besok
  • Melakukan closing
Penulis tidak dapat melaksanakan praktek kerja di outlet ini, semua hal yang penulis tulis tentang outlet Italian Restoran penulis peroleh dari hasil bertanya pada staf-staf hotel yang bekerja di outlet tersebut dan sesekali penulis mengobservasi outlet tersebut.

  1. 3.      BEACH CLUB
Beach club adalah sebuah outlet yang terletak di tepi pantai dari nusa dua yang berjarak kira-kira 2 kilometer dari hotel, beach club mempunyai 1 main building  yaitu sebagai counter kitchen dan counter untuk waiter, memiliki mini restaurant yang memiliki kapasitas tempat duduk tidak lebih dari 12 tempat duduk, dan 10 bale yang berbentuk persegi empat yang berisi cushions dan masing-masing dari bale tersebut berisi 2 long chair jarak antar bale berkisar antara 1 sampai 2 meter dan ukuran bale 2 kali 2 meter.
Di beach club melayani breakfast dan lunch juga melayani dinner bila ada order untuk dinner di beach dari tamu. beach club buka dari pukul (07.00am-07.00pm) dan bisa berlanjut sampai jam 11.00pm bila ada BBQ dinner.

AMANUSA BEACH CLUB MENU
  • Hummus
Kalamata olives and grilled pita bread
  • Crispy Squid
Deep fried chili salt squid with baby rocket leaves and lemon aioli
  • Greek salad
Tomato cucumber olives capsicum marinated feta red onion and basil with lemon juice and whole mustard dressing
  • Tea smoked salmon salad
Organic mixed lettuce leaves with tea smoked salmon feta artichokes grilled zucchini.

  • Chicken Caesar salad
Cos lettuce anchovy aioli grilled chicken quails eggs parmesan and croutons
  • Sashimi ( subject to available)
Yellow fine tuna with pickled ginger soy and wasabi
  • Margherita pizza
Fresh tomato mozzarella and parmesan
  • Pepperoni Pizza
Tomato, salami, fresh mozzarella chili and fresh mint
  • Burgers
Hamburger- flame grilled with lettuce tomato and French fries
Blue cheese – beef burger with blue cheese tomato lettuce and French fries
  • Club sandwich
Toasted brad with grilled chicken bacon cheese sliced tomato aioli
  • Rujak manis
Javanese spicy fruit salad with tamarind dressing and cashew nut
  • Ikan rica-rica
Grilled market fish with tomato garlic and lime leaf
  • Nasi goring or mie goring
Wok-fried egg noodles or rice with chicken or prawn and vegetable

SWEET
  • Mango Pannacotta
With citrus and mint salad
  • Chocolate Mud Pie
Chocolate cake and vanilla ice cream sandwich with chocolate sauce
  • Sorbet And Gelato
Served by the scoop with lemon tuile
  • Fruit Plate
Selection of tropical fruits
  • Es Teler

BAVERAGES
            Classic Cocktail
  • Margarita, Dry Martini, Daiquiri, Bloody Mary, Mohito and Others
Signature Cocktail
  • Tom yam, spiced gin, tonic, lemongrass, lime juice, syrup
  • Arak madu, arak, lime, honey, and ginger
  • Thai martini, lemongrass, infused vodka, dry vermouth Thai basil and lychees
  • Bali breeze, gin, midori, banana liqueur, orange pineapple juice
Fresh
  • Smoothies, mango, banana, or strawberry
  • Iced chrysanthemum tea
  • Iced cappuccino shakes
  • Es kuud ,fresh young coconut
  • Old fashioned lemonade with mint
  • Ginger beer Made with amanusa recipe
Coffee
  • De –caffeinated coffee
  • Espresso, long black
  • Bali coffee
  • Cappuccino, café latte
Tea
  • Early grey, English breakfast,
Darjeeling, jasmine green tea chamomile, jasmine rosella, fruit de la passion vanilla jar dine blue ginger tea lemongrass tea
           
Adapun kegiatan penulis saat training di beach club antara lain sebagai berikut :
  • Menset up bale
  • Menyiapkan segala sesuatu untuk mensetup bale dan meja makan
  • Mensetup meja makan
  • Menyambut kedatangan tamu
  • Mempersilakan tamu duduk dan mengambil pesanan tamu
  • Mengambil pesanan tamu di kitchen
  • Membersihkan meja tamu yang telah selesai makan
  • Membawa piring dan cutlery kotor ke steward
 
4. ROOM SERVICE
Room service merupakan salah satu bagian dari F&B Departemen yang bertugas dan bertanggung jawab menerima pesanana dan melayani tamu dalam menyajikan makanan dan minuman di kamar tamu atau di luar kamar tamu selain di Bar dan di Restaurant. Room service buka selama 24 jam non stop. Room service juga bertanggung jawab dalam pengiriman buah ke kamar tamu.
Di amanusa counter/outlet room service menjadi satu dengan terrace restaurant jadi menu-menu makanan untuk breakfast, lunch ataupun dinner tidak jauh beda dengan menu di terrace restaurant.


Beberapa pilihan menu breakfast untuk room service :
1. Indonesian breakfast
  • Nasi Goreng Or Mie Goreng
Stir Fried rice Or Egg noodles with Chicken & vegetable
  • Bubur Ayam
Rice porridge with chicken, egg and crispy shallot
2. Healthy Breakfast
  • Egg White Omelette
With fresh garden herbs and asparagus
  • Oatmeal Porridge
With skim milk and cinnamon

  • Low fat Muesli
With skim milk yoghurt and fresh fruit
  • Soy Milk Smoothie
With papaya, banana and orange juice
  • Cleansing Juice
Apple, grapefruit, watermelon
  • Healthy Juice
Beetroot, carrot, orange and apple
3. Fruit, Cereal, Yoghurt
  • Bircher muslie
With grated apple, hazelnuts, yoghurt, and strawberry
  • Toasted Muslie
Dried strawberry, and apple muslie with raspberry yoghurt
  • Tropical Fruit Plate
Selection of seasonal local fruit
  • Fruit Salad
Diced tropical fruits with fresh mint
  • Selection Of Cereal
Special k, rice bubbles, cornflakes or sultana bran with fresh strawberries or sliced banana
4. Eggs
  • Amanusa Breakfast
Egg of your choice with grilled bacon, pesto tomatoes, sausages, potato roesti and mushrooms
  • Eggs Anystyle
With grilled sourdough ciabatta
  • Eggs Benedict
Ham or smoked salmon on English muffins with hollandaise
  • Baked Eggs
With crisply bacon spinach, onion eggs cream and parmesan
  • Bacon & Egg Burger
With sliced avocado and tomato and basil salsa
  • Croque Madame
Toasted sandwich with ham fried egg gruyere chesse
  • Pancakes
Plain with side of butter and maple syrup with cinnamon banana berry compote vanilla gelato and maple syrup
Adapun kegiatan di Room Service:

  • Membersihkan room service office
  • Folding napkin
  • Polish cutleries
  • Set-up cutleries di atas tray
  • Menerima pesanan tamu lewat telpon
  • Mengambil makanan ke kitchen untuk dibawa ke kamar tamu
  • Clear up di depan kamar tamu atau pantry

Penulis tidak dapat melaksanakan praktek kerja di outlet ini, semua hal yang penulis tulis tentang outlet Room service penulis peroleh dari hasil bertanya pada staf-staf hotel yang bekerja di outlet tersebut dan sesekali penulis mengobservasi outlet tersebut.


5. BAR
            Bar adalah sebuah outlet yang melayani berbagai jenis minuman beralkohol ataupun tidak beralkohol, di amanusa bar memiliki kapasitas tempat duduk tidak lebih dari 10 tempat duduk,
Beberapa jenis minuman yang ada di amanusa bar :

Classic Cocktail
  • Margarita,
  • Dry Martini,
  • Daiquiri,
  • Bloody Mary,
  • Mohito and Others
Signature Cocktail
  • Tom yam,
spiced gin, tonic, lemongrass, lime juice, syrup
  • Arak madu,
arak, lime, honey, and ginger
  • Thai martini,
Lemongrass, infused vodka, dry vermouth Thai basil and lychees
  • Bali breeze,
Gin, midori, banana liqueur, orange pineapple juice
  • Bali becik
Arak triple sec banan liqueur, pineapple juice, strawberry juice, coconut milk
  • Beer
Bintang, Heineken, Carsberg, Corona



Adapun kegiatan di bar adalah :
Morning shift:
  • Memasang minuman untuk display
  • Mengambil es
  • Mempersiapkan semua peralatan yang berhubungan dengan bar
  • Mengambil requisition ke F & B Store
  • Membuat garnish
  • Membelah buah untuk persiapan membuat juice
Evening shift:
  • Mengambil es
  • Refill alcohol atau spirit
  • Cuci gelas kemudian di polish
  • Mengambil makanan ke kitchen

  1. C.          Hambatan dan Pemecahan
  2. 1.            Hambatan
Selama 3 bulan melaksanakan Praktek Kerja Nyata di Amanusa Resort Nusa Dua, penulis mendapatkan beberapa hambatan, antara lain :
1)            Masih banyaknya peralatan, jenis makanan, dan jenis minuman yang belum diketahui oleh penulis karena singkatnya teori yang didapat di kampus.
2)            Adanya perbedaan kecil pada standard operating procedur (SOP)
3)            Kurangnya kerjasama antara senior dengan training
4)            Penulis hanya di tempatkan di satu outlet, dan tidak di rolling ke oulet lain.

  1. 2.            Pemecahan
1)            Penulis harus banyak bertanya pada senior tentang berbagai jenis peralatan makanan dan minuman yang baru sehingga masalah dapat diatasi.
2)            Perlu disadari bahwa setiap hotel memiliki standard operating procedure yang berbeda dalam pelayanannya.
3)            Perlu disadari didalam pencapaian suatu tujuan perlu memiliki rasa kebersamaan antara senior dengan para trainingnya.
4)            Penulis harus banyak bertanya pada senior-senior di outlet lain untuk dapat mengetahui menu-menu makanan yang ada di outlet lain dan kegiatan-kegiatan di outlet tersebut.

  1. D.    Kerjasama / Iklim Kerja
  2. 1.      Tujuan kerjasama
Salah satu tujuan utama dalam bekerjasama adalah supaya tugas-tugas dan tanggungjawab memberikan pelayanan kepada para tamu dan pengunjung hotel dapat terlaksana secara efektif dan efisien ( tenaga, waktu, dan biaya ) dan pelayanan yang baik. Sehingga dengan demikian para tamu dan pengunjung hotel merasa aman, nyaman dan mendapatkan kepuasan sebagaimana mestinya, untuk itu secara langsung maupun tidak langsung mereka akan cenderung untuk datang dan menggunakan fasilitas hotel sehingga akan meningkatkan pendapatan hotel.

 
BAB IV
PENUTUP
  1. A.          Kesimpulan
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Nyata di Amanusa Resort Nusa Dua, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Peranan industri perhotelan sangat penting dalam meningkatkan mutu untuk mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di bidang perhotelan dan pariwisata karena industri perhotelan dapat memberikan banyak kesempatan pada trainingnya untuk lebih banyak mengetahui kenyataan dalam mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh di lembaga pendidikan.
  2. Dengan diterapkan job Description pada setiap outlet section, maka semua aktivitas kerja dapat berjalan dengan lancar.
  3. Kemampuan berbahasa merupkan penunjang utama dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu.
  4. Teori dan praktek yang didapat di kampus mempunyai perbedaan dengan apa yang dilaksanakan di hotel.
  1. B.           Saran – Saran
Berikut ini penulis sampaikan beberapa saran dengan harapan agar berguna untuk kemajuan dan peningkatan hotel.
B.1. Kepada Pihak Hotel
  1. Sebaiknya para training diberikan kepercayaan yang lebih besar agar mereka lebih percaya diri dalam memberikan pelayanan kepada tamu.
  2. penulis minta agar para training di amanusa resort nusa dua, agar pada saat melaksanakan training tidak di tempatkan di satu outlet saja, perlu di rolling ke outlet lain agar dapat menambah pengetahuan para trainee.
  3. Bilamana pada setiap periode, training dipilih salah satu yang terbaik ( training of the month ) agar menjadi motivasi tersendiri bagi para training agar berusaha menjadi yang terbaik.
B.2 Saran Untuk Kampus
  1. agar para mahasiswa di berikan lebih banyak lagi pelajaran yang mengajarkan bagaimana situasi kerja di industri perhotelan.
  2. setelah mahasiswa selesai melakukan PKN dapat di salurkan ke tempat-tempat kerja yang baik.
Dan akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh karyawan dan staff Amanusa Resort Nusa Dua

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD

A. Judul Penelitian  : Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Batuan Kaler Gianyar
B.     Latar Belakang Masalah
Tujuan mata pelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan : ( 1 ) mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan ( 2 ) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, ( 3 ) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusiaan, ( 4 ) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, tingkat lokal, nasional dan global ( Kurikulum SD Negeri 2  Batuan Kaler 2007. ). Untuk mempelajari konsep-konsep yang terdapat dalam IPS diperlukan pemikiran yang kritis dan penalaran yang tepat. Di dalam konsep-konsep IPS tersebut terdapat konsep pembelajaran yang kelihatannya sederhana tetapi terkadang membuat peserta didik menjadi bingung. Sehingga prestasi peserta didik dalam mata pelajaran IPS tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Tujuan mata pelajaran tersebut tampaknya sesuai dengan hakikat IPS yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas telah ditempuh beberapa cara antara lain perbaikan kurikulum dan penataran-penataran bagi guru-guru. Namun kenyataannya pembelajaran sering dijalankan secara monoton, yaitu dengan metode ceramah. Proses pembelajaran IPS di SDN 2 Batuan Kaler yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh metode ceramah. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka diperlukan penyempurnaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan hakikat IPS. Siswa harus dirangsang untuk dapat berinteraksi dengan temannya dalam memperoleh pengetahuan, dan diberikan tanggung jawab menemukan dan memperoleh pengetahuannya sendiri, sehingga siswa merasa adanya persaingan yang sehat dan dapat meningkatkan motivasinya dalam proses belajar mengajar.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar dan prestasi belajar IPS siswa tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan di antaranya peserta didik tidak memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat serta kemampuan dalam membuat generalisasi, menyusun bukti  atau menjelaskan gagasan dan pernyataan IPS. Selain itu faktor yang sangat mempengaruhi kesulitan dalam memahami pembelajaran IPS di SDN 2 Batuan Kaler  adalah metode dan pendekatan yang digunakan oleh seorang guru dalam pembelajaran kurang tepat dan membuat siswa menjadi kurang memahami materi tersebut. Selain itu beberapa kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran khususnya  yang diterapkan oleh guru di SD. Negeri 2 Batuan Kaler dalam mata pelajaran IPS di kelas VI  antara lain ; masih ada paradigma bahwa pengetahuan yang dimiliki guru dapat dipindahkan begitu saja kepada siswa. Dalam asumsi tersebut, guru memfokuskan pelajaran IPS pada upaya penuangan pengetahuan sebanyak mungkin kepada siswa, secara umum guru masih menerapkan metode ceramah, sehingga keterampilan siswa dalam mempraktekkan konsep – konsep yang mereka pelajari sangat kurang, dengan demikian pembelajaran dirasakan tidak bermanfaat, tidak menarik dan membosankan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, selama ini keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa dalam mata pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Batuan Kaler khususnya di kelas VI masih rendah. Ada dugaan bahwa rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pendekatan dan media pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas, salah satu inovasi yang dapat diterapkan untuk mengatasinya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa karena interaksi antara siswa itu sendiri baik secara fisik maupun psikologis dapat ditingkatkan. Dalam interaksi tersebut dapat terjadi proses saling mengisi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, dengan demikian pada akhirnya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Terkait hal tersebut di atas maka dilaksanakan penelitian ini.
C.    Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari pembatasan masalah di atas, maka masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1.   Apakah melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VI SD. Negeri 2 Batuan Kaler?
2.   Apakah melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VI SD. Negeri 2 Batuan Kaler?
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
  1. Meningkatkan keaktifan  belajar siswa kelas VI SD. Negeri 2 Batuan Kaler dalam mata pelajaran IPS melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
  2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD. Negeri 2 Batuan Kaler dalam mata pelajaran IPS melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
    E.     Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat praktis dan teoritis bagi Guru-guru SD Kabupaten Gianyar dan Dinas Pendidikan selaku pemegang kebijakan pendidikan. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dari segi teoritis.
Secara umum penelitian ini paling tidak memberikan masukan terhadap dunia pendidikan tentang tingkat keefektifan pendekatan dan media pembelajaran beserta metode yang mendukung terhadap proses pembelajaran dan secara khusus menjelaskan kelebihan dan kelemahan masing –  masing pendekatan dan media pembelajaran.
2. Dari segi praktis
Pada penelitian ini di antaranya memberikan manfaat pada:
a. Guru/Peneliti
1) Mendorong untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam mengadakan pembelajaran yang menarik.
2) Meningkatkan pengetahuan guru tentang pendekatan kooperatif tipe jigsaw.
3)   Dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Pembaca
1) Memberitahukan wawasan tentang pendekatan kooperatif tipe jigsaw.
2)  Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
c. Siswa
1)  Mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan.
2)   Mendorong dan memberi rangsangan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.
3) Membangkitkan keaktifan  dan minat belajar siswa
d. Sekolah
1)   Memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran  di sekolah.
2)   Mendorong sekolah untuk selalu mengevaluasi tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah.
F.   Kajian Pustaka
      I. Landasan Teori
1.   Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar. “Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha” Ratmi, 2004.(dalam http://techonly13.)  Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar.
1.1 Ciri – ciri Keaktifan Belajar
Ada empat ciri keaktifan belajar siswa yaitu 1) Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan, 2) Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar, 3) Penampilan berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya, 4) Kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lain
1.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar, Nana Sudjana, Ratmi; 2004 (dalam http://techonly13). menyatakan bahwa “ada lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar, yakni: 1) stimulus belajar, 2) perhatian dan motivasi, 3) respon yang dipelajarinya, 4) penguatan, 5) pemakaian dan pemindahan”
  1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nurkancana, Ratmi: 2004(dalam http://techonly13). bahwa “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai seseorang dalam kegiatan belajar selama kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai”. Sedangkan Hadari Nawawi :1981(dalam http://techonly13). menyatakan bahwa: “hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.
2.1 Ciri – ciri Hasil Belajar
Ciri-ciri hasil belajar adalah 1) adanya kemampuan siswa untuk mengingat kembali informasi atau materi yang telah dipelajari, 2) adanya kemampuan siswa yang nampak dalam keterampilan mengelompokkan, menyajikan dan menafsirkan data, 3) adanya kemampuan siswa untuk menghasilkan suatu nilai dari materi pelajaran berdasarkan kriteria nyata, jelas dan obyektif. (Depdikbud. 1998 : 82)
Mencermati uraian tersebut maka ciri-ciri hasil belajar terwujud dalam ranah kognitif, afektif, psikomotor serta kreativitas pada diri secara wajar tanpa tekanan orang lain. Klasifikasi kognitif menurut taksonomi Blom (dalam http://massofa.wordpress.com/) antara lain : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Sumadi Suryabrata, Ratmi : 2004 (dalam http://techonly13). menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu 1) faktor dari dalam diri siswa meliputi bakat, minat, intelegensi, keadaan indera, kematangan, kesehatan jasmani, 2) faktor dari luar diri siswa meliputi fasilitas belajar, waktu belajar, media belajar, cara guru mengajar dan memotivasi.
3.   Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Depdiknas, 2003: 5). Bern dan Erickson  (dalam Kokom Kumalasari, 2010: 62) mengemukakan bahwa cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa belajar dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok Slavin, 1984 (dalam Kokom Kumalasari, 2010: 62)  Sehubungan dengan pengertian tersebut, Johnson, 1994; Hamid Hasan, 1996, (dalam Kokom Kumalasari, 2010: 62)  menegaskan bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok.
Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri ari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model cooperative learning  harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka  dan hubungan – hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota kelompok Slavin, 1983 (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 4). Di samping itu, pola hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk berhasil berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsih dari anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama – sama dalam kelompok. Stahl 1994 (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 4) mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu “getting better together”, atau “raihlah yang lebih baik secara bersama – sama” Slavin, 1992 (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 5).
Aplikasinya di dalam pembelajaran di kelas, model pembelajaran ini mengetengahkan realita kehidupan masyarakat yang secara tidak langsung dialami oleh siswa dalam kesehariannya, dengan bentuk yang disederhanakan dalam kehidupan kelas. Model pembelajaran ini memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata – mata harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Keberhasilan belajar menurut model belajar ini bukan semata – mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama – sama dalam kelompok – kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.
Model belajar cooperative learning  merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama – sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar. Model belajar cooperative learning  mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa yang lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif siswa dapat dilakukan secara bersama – sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif, maupun konatif. Suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, dan rileks di antara anggota kelompok memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan memberi masukan di antara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.
Secara umum pola interaksi yang bersifat terbuka dan langsung di antara anggota kelompok sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya. Hal ini dikarenakan setiap saat mereka akan melakukan diskusi saling membagi pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan serta saling mengoreksi antarsesama dalam belajar. Tumbuhnya rasa ketergantungan yang positif di antara sesama anggota kelompok menimbulkan rasa kebersamaan dan kesatuan tekad untuk sukses dalam belajar. Hal ini terjadi karena dalam cooperative learning  siswa diberikan kesempatan yang untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkannya untuk melengkapi dan memperkaya pengetahuan yang dimiliki dari anggota kelompok belajar lainnya dan guru.
Suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang di antara sesama anggota kelompok memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Proses pengembangan kepribadian yang demikian, juga membantu mereka yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 6).  Siswa yang kurang bergairah dalam belajar akan dibantu oleh siswa lain yang mempunyai gairah lebih tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan apa yang telah dipelajarinya. Suasana belajar seperti itu, di samping proses belajarnya berlangsung lebih efektif, juga akan terbina nilai – nilai lain (nurturant values) yang sesuai dengan tujuan pendidikan IPS, yaitu nilai gotong royong, kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan menerima, dan memberi, dan tanggung jawab siswa, baik terhadap dirinya maupun terhadap anggota kelompoknya. Dalam kelompok belajar tersebut, sikap, nilai, dan moral dikembangkan secara mendasar, Hasan; 1996 (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 6). Belajar secara kelompok dalam model kehidupan di kelas merupakan miniatur masyarakat yang diterapkan dalam kehidupan di kelas yang akan melatih siswa untuk mengembangkan dan melatih mereka menjadi manusia yang lebih baik.
4. Konsep Dasar Cooperative Learning
Dalam menggunakan model belajar cooperative learning di dalam kelas, ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Guru dengan kedudukannya sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran dalam menggunakan model ini harus memperhatikan beberapa konsep dasar yang merupakan dasar – dasar konseptual dalam penggunaan cooperative learning. Adapun prinsip – prinsip dasar tersebut menurut Stahl 1994 (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 7)  meliputi sebagai berikut.
4.1  Perumusan Tujuan Belajar Siswa Harus Jelas
Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, guru hendaknya memulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik. Tujuan tersebut menyangkut apa yang diinginkan oleh guru untuk dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Apakah kegiatan belajar siswa ditekankan pada pemahaman materi pelajaran, sikap, dan proses dalam bekerja sama, ataukah keterampilan tertentu. Tujuan harus dirumuskan dalam bahasa dan konteks kalimat yang mudah dimengerti oleh siswa secara keseluruhan.
4.2  Penerimaan yang Menyeluruh Oleh Siswa Tentang Tujuan Belajar
Guru hendaknya mampu mengondisikan kelas agar siswa menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. Oleh karena itu, siswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan untuk dipelajari.
4.3  Ketergantungan yang Bersifat Positif
Untuk mengondisikan terjadinya interdependensi di antara siswa dalam kelompok belajar, maka guru harus mengorganisasikan meteri dan tugas – tugas pelajaran sehingga siswa memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya Johnson, 1998. (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 7) Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas – tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan guru.
4.4  Interaksi yang Bersifat Terbuka
Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas – tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti itu akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa itu sendiri untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya. Mereka akan saling memberi dan menerima masukan, ide, saran, dan kritik dari temannya secara positif  dan terbuka.
4.5  Tanggung Jawab Individu
Salah satu dasar penggunaan cooperative learning dalam pembelajaran adalah bahwa keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik apabila dilakukan dengan bersama – sama. Oleh karena itu, keberhasilan belajar dalam model belajar strategi ini dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa yang telah dipelajarinya di antara siswa lainnya. Sehingga secara individual siswa mempunyai dua tanggung jawab, yaitu mengerjakan dan memahami materi atau tugas bagi keseluruhan dirinya dan juga bagi keberhasilan anggota kelompoknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4.6  Kelompok Bersifat Heterogen
Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda. Dalam suasana belajar seperti itu akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral, dan perilaku siswa. Kondisi ini merupakan media yang sangat baik bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan melatih keterampilan dirinya dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
4.7  Interaksi Sikap dan Perilaku Sosial yang Positif
Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja dalam kelompok sebagai suatu kelompok kerja sama. Dalam interaksi dengan siswa lainnya siswa tidak begitu saja bisa menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya pada anggota kelompok lainnya. Pada kegiatan bekerja dalam kelompok, siswa harus belajar bagaimana meningkatkan kemampuan interaksinya dalam memimpin, berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas – tugas kelompok. Dalam hal ini guru harus membantu siswa menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku yang baik dalam bekerja sama yang bisa digunakan oleh siswa dalam kelompok belajarnya. Perilaku – perilaku tersebut termasuk kepemimpinan, pengembangan kepercayaan, berkomunikasi, menyelesaikan masalah, menyampaikan kritik, dan perasaan – perasaan sosial. Dengan sendirinya siswa dapat mempelajari dan mempraktikkan berbagai sikap dan perilaku sosial dalam suasana kelompok belajarnya.
4.8  Tindak Lanjut (Follow Up)
Setelah masing – masing kelompok belajar menyelesaikan tugas san pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan hasil kerja siswa dalam kelompok belajarnya, termasuk juga: (a) bagaimana hasil kerja yang dihasilkan, (b) bagaimana mereka membantu anggota kelompoknya dalam mengerti dan memahami materi dan masalah yang dibahas, (c) bagaimana sikap dan perilaku mereka dalam interaksi kelompok belajar bagai keberhasilan kelompoknya, dan (d) apa yang mereka butuhkan untuk meningkatkan keberhasilan kelompok belajarnya dikemudikan hari. Oleh karena itu guru harus mengevaluasi dan memberikan berbagai masukan terhadap hasil pekerjaan siswa dan aktivitas mereka selama kelompok belajar siswa tersebut bekerja.
4.9  Kepuasan dalam Belajar
Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang cukup untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan. Apabila siswa tidak memperoleh waktu yang cukup dalam belajar, maka keuntungan akademis dari penggunaan cooperative learning akan sangat terbatas Stahl, 1992. (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 9) Perolehan belajar siswa pun sangat terbatas sehingga guru hendaknya mampu merancang dan mengalokasikan waktu yang memadai dalam menggunakan model ini dalam pembelajaran.
Konsep – konsep di atas dalam pelaksanaannya sering disalahmengertikan oleh guru. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa dalam  menggunakan model pembelajaran dengan cooperative learning cukup satu atau beberapa konsep dasar saja yang ditargetkan Stahl, 1994. (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 9) Hal ini menyebabkan efektivitas dan produktivitas model ini secara akademis sangat terbatas. Secara khusus dalam menerapkan model ini, guru hendaknya memahami dan mampu mengembangkan rancangan pembelajarannya sedemikian rupa sehingga memungkinkan teraplikasinya dan terpenuhinya keseluruhan konsep – konsep dasar dari penggunaan cooperative learning.
David dan Roger Johnson 1989, (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 9) menyatakan bahwa pengorganisasian materi dan tugas serta bekerja dalam kelompok tidak cukup memadai bagi terjadinya suasana kerja yang bersifat cooperative. Pengembangan suasana yang kondusif bagai kelompok belajar dan hubungan – hubungan yang bersifat interpersonal di antara sesama anggota harus ditumbuhkan oleh guru sehingga kelompok belajar dapat bekerja dan belajar secara produktif. Syarat pertama yang harus dilakukan oleh guru selaku pelaksana dan pengembang kegiatan belajar mengajar adalah mengondisikan siswa untuk bekerja sama sebelum menggunakan cooperative learning Stahl, 1994; Slavin, 1992. (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 10)
  1. Langkah – langkah Dalam Pembelajaran  Cooperative Learning
Langkah – langkah dalam menggunakan model cooperative learning secara umum Stahl, 1994; Slavin, 1983 (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 10) dapat menjelaskan secara operasional sebagai berikut.
5.1  Langkah Pertama
Yang dilakukan oleh guru adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, di samping itu, guru pun menetapkan sikap dan keterampilan sosial yang diharapkan dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Guru dalam merancang program pembelajaran harus mengorganisasikan meteri dan tugas – tugas siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Artinya, bahwa materi dan tugas – tugas itu adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok. Untuk memulai pembelajaran, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini mutlak harus dilakukan oleh guru, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
5.2  Langkah Kedua
Dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar bersama secara bersama dalam kelompok – kelompok kecil. Dalam menyampaikan materi, guru tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar, karena pemahaman dan pendalaman materi tersebut nantinya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok – pokok materi dengan tujuan siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang menadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat guru selesai menyajikan materi, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran berdasarkan apa yang telah dibelajarkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengondisikan kesiapan belajar siswa. Berikutnya, guru membimbing siswa untuk membuat kelompok. Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk. Kegiatan ini dilakukan sambil menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya masing – masing. Pada saat siswa belajar secara berkelompok, maka guru mulai melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.
5.3  Langkah Ketiga
Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik membangun dari guru kepada siswa merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru saat siswa bekerja dalam kelompoknya. Di samping itu, pada saat kegiatan kelompok berlangsung, ketika siswa terlibat dalam diskusi masing – masing kelompok, guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa, baik secara individual maupun secara klasikal.
5.4  Langkah Keempat
Guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi di kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. Pada saat presentasi siswa berakhir, guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap proses jalannya pembelajaran, dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan yang ada atau serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran. Di samping itu, pada saat tersebut, guru juga memberikan beberapa penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku sosial yang harus dikembangkan dan dilatih oleh siswa. Dalam melakukan refleksi diri ini, guru tetap berperan sebagi mediator dan motivator aktif. Artinya, pengembangan ide, saran, dan kritik terhadap proses pembelajaran harus diupayakan berasal dari siswa, kemudian barulah guru melakukan beberapa perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran, dan kritik yang berkembang.
Model – model pembelajaran kooperatif meliputi kepala bernomor, skrip kooperatif, tim siswa kelompok prestasi, berpikir berpasangan berbagi, model Jigsaw, melempar bola salju, tim TGT, kooperatif terpadu membaca dan menulis, dan dua tinggal dua tamu. Namun dalam penelitian ini hanya membahas pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
6        Jigsaw (Model Tim Ahli)
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen – komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa atau lebih dan maksimal 5 orang siswa, sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik – baiknya. Siswa dari masing – masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih tergantung dari banyaknya subtopik yang dibahas.
Siswa – siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam ; (a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, (b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompok semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing – masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang dirugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Langkah – langkah pembelajaran :
  1. siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim.
  2. Tiap orang dalam tim diberi materi yang berbeda.
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok yang baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh – sungguh.
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
  7. Guru memberi evaluasi.
  8. Penutup.
7        Pembelajaran IPS di SD
7.1        Latar Belakang Landasan Kurikulum Pendidikan IPS di SD 2004
Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum pendidikan dasar yang berkenaan dengan sekolah dasar (SD) menekankan kemampuan dan keterampilan dasar baca – tulis – hitung sebagai mana tercermin dalam kemampuan dan keterampilan penggunaan bahasa (baca – tulis – bicara) serta berhitung (menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur sederhana dan memahami bentuk geometri) yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 (sembilan) tahun yang diselenggarakan selama 6 (enam) tahun di Sekolah Dasar (SD) dan 3 (tiga) tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau satuan pendidikan yang sederajat.
7.2        Pengertian Pendidikan IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian Social Studies seperti di Amerika Serikat. Dalam dunia pengetahuan kemasyarakatan atau pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah seperti ilmu sosial, studi sosial dan ilmu pengetahuan sosial. IPS seperti halnya IPA, Matematika, Bahasa Indonesia merupakan bidang studi. Dengan demikian IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garapannya itu meliputi gejala – gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala dan masalah sosial tadi ditelaah, dianalisa faktor – faktornya, sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya. Memperhatikan kerangka kerja IPS seperti yang di kemukakan di atas, dapat ditarik pengertian IPS sebagai berikut: IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Ishak SU, 2000 : 1.37.
7.3        Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di As, Marsh, 1980 dalam (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008; 14).
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan 1990, (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 14) merupakan fusi dari berbagi disiplin ilmu. Martorella 1987(dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 14), mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang lebih dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya.
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (pendidikan IPS), para ahli sering mengaitkan dengan berbagi sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. Gros 1978, (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 14) menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya Gros, 1978. (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 14) Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang sebagi bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya Kosasih, 1994. (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 15)
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan Kosasih, 1994, (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 15) agar pembelajaran pendidikan IPS benar – benar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan Azis Wahab, 1986, (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 15)
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan batas pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan di masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar – benar berguna dan bermanfaat bagi siswa Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996, (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 15)
Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS. Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut;
  1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
  2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadai dalam kehidupan di masyarakat.
  3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
  4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5.   Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ishak SU, 2000 : 1.38.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, guru IPS yang berwajiban sebagai pengembang kurikulum, senantiasa harus memperhatikan tujuan terebut yang dituangkan dalam persiapan mengajar atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat. Dengan lingkungan alam sekitar, siswa akan akrab dengan kondisi setempat sehingga mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial secara nyata.
Di samping itu dengan mempelajari IPS, siswa secara tidak langsung dapat mengamati dan mempelajari norma – norma serta kebiasaan – kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut, sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Dengan kata lain manfaat yang diperoleh setelah mempelajari ilmu pengetahuan sosial di samping mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, juga membentuk dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan mentaati aturan yang berlaku dan turut pula mengembangkannya serta bermanfaat pula dalam mengembangkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
IPS sebagai program pendidikan, tidak sekedar terkait dengan nilai, bahkan justru wajib mengembangkan nilai tersebut. Dengan membina dan mengembangkan nilai – nilai, kita sangat mengharapkan terciptanya SDM Indonesia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kepedulian, kesadaran dan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat bangsa serta negara. Perkembangan kehidupan sosial hari ini dan terutama di masa yang akan datang, menuntut SDM yang demikian, nilai – nilai itu antara lain;
  1. Nilai Edukatif
Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku ini meliputi aspek – aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan perilaku kognitif di sini, tidak hanya terbatas makin menigkatnya pengetahuan sosial, melainkan meliputi pula nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif – alternatif pemecahan masalah sosial.
  1. Nilai Praktis
Kita bersama sepakat bahwa pelajaran dan pendidikan apapun, nilainya tidak berarti apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari – hari. Dengan perkataan lain, pelajaran dan pendidikan tidak memiliki makna yang baik, jika tidak memiliki nilai praktis. Oleh karena itu, pokok bahasan IPS itu, jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual – teoritis belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari – hari, mulai dari lingkungan keluarga, di pasar, di jalan, di tempat bermain dan seterusnya. Dalam hal ini, nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat umur dan kegiatan peserta didik sehari – hari.
  1. Nilai Teoritis
Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan menjadi SDM untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta, dan data yang terlepas – lepas melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan suatu aspek kehidupan sosial dengan yang lain – lainnya.
  1. Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses yang demikian, peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya  terhadap keberadaannya di tengah – tengah masyarakat, bahkan juga di tengah – tengah alam raya ini.
8        Perbaikan Pembelajaran di SD
            Perbaikan pembelajaran adalah perbaikan yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
      II. Kerangka Berpikir
Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik sering dihadapkan oleh berbagai masalah yang sering berganti-ganti. Oleh karena itu peserta didik. harus dibiasakan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Seluruh rangkaian dan langkah pemecahan masalah merupakan latihan dalam menghadapi segala masalah yang terjadi. Dengan adanya masalah, peserta didik dapat belajar memecahkannya. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang mencakup kemampuan peserta didik dalam menganalisis dan memecahkan masalah. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan  pembelajaran  mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna, artinya siswa dituntut selalu berpikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya, dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
III. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir dengan skenario seperti tersebut di atas, maka dapat dimunculkan hipotesis tindakan dalam penelitian sebagai berikut :
  1. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran IPS, maka akan dapat meningkatkan keaktifan belajar pada siswa kelas VI SD No. 2 Batuan Kaler.
  2. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran IPS, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SD No. 2 Batuan Kaler.
    1. G.    Metode Penelitian           
    2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Masalah yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI mata pelajaran IPS SD Negeri 2 Batuan Kaler. Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2010/2011, selama tiga bulan yaitu dari bulan September, Oktober, sampai bulan November 2010. pemilihan waktu tersebut karena ditemukan permasalahan pada bulan Agustus, yang jika tidak di tindak lanjuti akan membuat tujuan pembelajaran IPS yang inginkan pada perencanaan akan tidak tercapai. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa.
  1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 SD N 2 Batuan Kaler yang berjumlah 22 orang terdiri dari 13 orang siswa putri dan 9 orang siswa putri, dan adapun objek dari penelitian ini adalah hasil belajar dan keaktifan siswa.
  1. Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Membuat program pembelajaran berbentuk silabus.
  2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
  3. Membuat lembar kerja akademik.
  4. Membuat lembar kerja siswa (individu, kelompok).
  5. Membuat rubrik penilaian observasi kerja diskusi.
  6. Membagi siswa yang jumlahnya 22 orang, yang terdiri dari 13 orang siswa putri dan 9 orang siswa putra, yang dibagi menjadi empat kelompok yang bersifat heterogen.
  7. Menyiapkan tes tertulis.
3.   Pelaksanaan Tindakan
Pada penelitian ini terintegrasi dalam proses pembelajaran dan dilakukan dalam dua siklus. Pada kegiatan ini diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen – komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa atau lebih dan maksimal 5 orang siswa, sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik – baiknya. Siswa dari masing – masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih tergantung dari banyaknya subtopik yang dibahas.
Siswa – siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam ; (a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, (b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompok semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing – masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Langkah – langkah pembelajaran :
  1. siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim.
  2. Tiap orang dalam tim diberi materi yang berbeda.
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok yang baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh – sungguh.
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
  7. Guru memberi evaluasi.
  8. Penutup.
4. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, melalui rubrik penilaian keaktifan. Sedangkan kegiatan evaluasi dilakukan dengan membuat instrumen/tes ulangan tulis dan LKS untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  1. Evaluasi dan Refleksi
Semua hasil yang diperoleh baik dari data observasi dan hasil tes dikumpulkan untuk dikaji dan dianalisis untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Dari hasil keputusan yang diperoleh kemudian dilakukan direfleksi dan dijadikan acuan dalam perencanaan siklus berikutnya.
Dari hasil evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar IPS siswa, yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas ini dengan prosedur memakai dua siklus.
A. Siklus I
1.   Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi :
  1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pembelajaran yaitu Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara – Negara di Dunia.
  2. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika pendekatan kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan.
  3. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa memahami konsep -  konsep IPS dengan baik.
  4. Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi IPS telah dikuasai oleh siswa.
2.   Pelaksanaan Tindakan
Siklus Materi Pembelajaran Pertemuan Waktu
I Kenampakan Alam Negara – negara di Dunia dan  Sistem Pemerintahan Negara – negara Besar di Dunia 1 kali Pertemuan 3 x 35 Menit
3.   Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw. Pengamatan juga dilakukan terhadap perilaku dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku siswa selama proses pembelajaran.
4.   Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi tersebut ditujukan untuk mengetahui ada tau tidak adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pokok bahasan yang diajarkan. Alat evaluasi yang digunakan adalah tes hasil belajar yang disusun peneliti. Bilamana secara klasikal minimal 80% siswa telah mencapai nilai paling tinggi 6.0 maka tindakan dianggap tidak berhasil dan perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.
5.   Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis. Kelemahan – kelemahan atau kekurangan – kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
  1. Data dan Cara Pengambilannya
    1. Sumber data : personil penelitian yaitu siswa kelas VI SDN 2 Batuan Kaler.
    2. Jenis Data : data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar dan data kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi.
    3. Cara Pengambilan Data :
      1. Data keaktifan siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi.
      2. Data tentang hasil belajar IPS siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.
B. Siklus II
1.   Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi :
  1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial Negara – Negara di Dunia, dengan sub topik Benua – benua yang Terdapat di Dunia.
  2. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika pendekatan kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan.
  3. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa memahami konsep -  konsep IPS dengan baik.
  4. Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi IPS telah dikuasai oleh siswa.
2.   Pelaksanaan Tindakan
Siklus Materi Pembelajaran Pertemuan Waktu
II Benua – benua yang Terdapat di Dunia 1 kali Pertemuan 3 x 35 Menit
3.   Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw. Pengamatan juga dilakukan terhadap perilaku dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku siswa selama proses pembelajaran.
4.   Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi tersebut ditujukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pokok bahasan yang diajarkan. Alat evaluasi yang digunakan adalah tes hasil belajar yang disusun peneliti. Bilamana secara klasikal minimal 80% siswa telah mencapai nilai paling rendah 6.0 maka tindakan dianggap telah berhasil dilaksanakan.
5.   Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis. Karena hasil belajar dan keaktifan siswa sudah memenuhi standar maka kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw telah berhasil diterapkan dalam proses pembelajaran.
6.   Data dan Cara Pengambilannya
  1. Sumber data : personil penelitian yaitu siswa kelas VI SDN 2 Batuan Kaler.
  2. Jenis Data : data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar dan data kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi.
  3. Cara Pengambilan Data :
  4. Data keaktifan siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi.
  5. Data tentang hasil belajar IPS siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.
6. Instrumen dan Analisis Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi. Untuk mengetahui hasil pemahaman siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw menggunakan tes hasil belajar sedangkan untuk mengetahui keaktifan siswa digunakan lembar observasi.
Wardhani, dkk (2007:5.4) mengatakan analisis data upaya yang dilakukan seorang guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk dapat dipercaya dan benar. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriftif. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Mengumpulkan dan mengkaji data keaktifan siswa serta hasil belajar yang dilaksanakan melalui observasi dan tes.
  2. Mencari rata – rata keaktifan dan ketuntasan klasikal.
Untuk mencari nilai rata-rata/ mean digunakan rumus  (Sudjana, 2005:67). Dengan keterangan :
= jumlah skor
= jumlah siswa
Ketuntasan klasikal digunakan rumus :
  1. Mengkonversikan hasil data keaktifan dan hasil belajar sesuai dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Presentase Keaktifan Siswa
No
Persentase
Kriteria Keaktifan Belajar IPS
1.
0 – 54
Sangat Kurang Aktif
2.
55 – 64
Kurang Aktif
3.
65 – 79
Cukup Aktif
4.
80 – 90
Aktif
5.
90 – 100
Sangat Aktif
Sumber : Poerwati (2007)
Tabel 2 Persentase Hasil Belajar Matematika
No
Persentase
Kriteria Hasil Belajar IPS
1.
0 – 54
Sangat Rendah
2.
55 – 64
Rendah
3.
65 – 79
Sedang
4.
80 – 90
Tinggi
5.
90 – 100
Sangat Tinggi
Sumber : A.A. Gede Agung (1997 : 76)
  1. H.    Jadwal Penelitian                       
No
Kegiatan
Bulan/ Minggu

Agustus
September
Oktober
November

1 Identifikasi Masalah


















2 Pengajuan Judul


















3 Penyusunan Proposal














4 Seminar


















5 Pelaksanaan Penelitian



















Skilus I



















Siklus II


















6 Analisis Data

















7 Penyusunan Laporan















8 Ujian Skripsi








































  1. I.       Daftar Pustaka
Agung, A.A Gede. 2003. Konsep dan Tehnik Alasis Data Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja : Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP IKIP Negeri Singaraja.
Anggoro, Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.Cetakan Ke-3. Bandung : Alfabeta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SD/MI. Jakarta : Depdiknas.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya. Bandung : PT. Refika Aditama.
Posted, 2009. “Pengertian hasil Belajar”. Tersedia pada http://techonly13. wordpress. com/2009/07/04/ pengertian-hasil-belajar (diakses tanggal 20  Agustus 2010)
Posted, 2009. “Pengertian Keaktifan”. Tersedia pada http://techonly13. wordpress. com/2009/07/04/ pengertian-hasil-belajar (diakses tanggal 20  Agustus 2010)
Saud, Syaefudin Udin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabet
Satori, Dja’man. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learnig Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.
SU, Ischak. 2000. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sumaatmadja, Nursid. 2004. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sumatri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.