TUGAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
“INOVASI PEMBELAJARAN INOVASI”
NAMA KELOMPOK:
1. I WAYAN AGUS PUTRAWAN (2008.V.1.0093)
2. I KADEK DWIJAYAPUTRA (2008.V.1.0094)
3. GUNAWAN EKA PUTRA (2008.V.1.0100)
4. I KETUT DIARTA (2008.V.1.0123)
5. I GEDE WARDANA (2008.V.1.0113)
6. I MADE PASEK ASTAWA (2008.V.1.0114)
7. GEDE SENO ASTA WIBAWA BMM (2008.V.1.0112)
8. BOBO WIDYA KUSUMA (2008.V.1.0104)
9. NI WAYAN YULIANI (2008.V.1.0110)
10. SANG AYU PUTRI INDRYANA (2008.V.1.0090)
11. NI PUTU JUMYANTI (2008.V.1.0102)
12. NI NYOMAN AYU ARINA (2008.V.1.0116)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) PGRI BALI
2010
KATA PENGANTAR
"Om Swastyastu"
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul "Inovasi Pembelajaran Kompetensi" selesai tepat pada waktunya.
Tentu saja dalam penyelesaian paper ini kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami sehingga paper ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari paper ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari pembaca demi menyempurnakan paper ini di kemudian hari. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.
"Om Shantih, Shantih, Shantih Om"
Gianyar, 24 November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1..................................................................................................................
2.2..................................................................................................................
2.3..................................................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
3.2 Saran-saran...............................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah banyak faktor yang harus diperhatikan seperti: pendidik (guru), siswa, sarana dan prasarana, laboratorium dan kelengkapannya, lingkungan, dan manajemennya. Namun pada kesempatan ini hanya akan dilihat dari segi pendidik (guru) dan siswa, yang merupakan dua komponen terpenting, yang berperan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dengan tidak mengesampingkan komponen atau faktor-faktor lainnya.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatarbelakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Maka dari itu paper ini akan membahas tentang inovasi pembelajaran yang berbasiskan kompetensi.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa Inovasi Pembelajaran itu?
- Mengapa Inovasi Pembelajaran perlu dilakukan?
- Apa yang dimaksud dengan Inovasi Pembelajaran Kompetensi?
1.3 Tujuan
Penulis menyusun paper ini dengan tujuan:
- Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Inovasi Pembelajaran.
- Untuk mengetahui pentingnya Inovasi Pembelajaran itu dilakukan.
- Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Inovasi Pembeajaran Kompetensi.
- Untuk melengkapi nilai tugas pada mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan paper ini adalah:
- Agar pendidik (guru) mempunyai pemahaman akan pentingnya Inovasi Pembelaajaran.
- Agara pendidik (guru) bisa meningkatkan kemampuan mendidik atau mengajar terhadap anak didiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan atau “hasil” pengembangan dan atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial). Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya : suatu inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau “agen/aktor”), baru bagi pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara global. Sementara itu, inovasi sebagai suatu “aktivitas” merupakan proses penciptaan inovasi, seringkali diidentifkasi dengan komersialisasi suatu invensi.
Kata “innovation” diartikan sebagai pembaharuan maupun penemuan. Namun, kata penemuan juga digunakan untuk menterjemahkan kata Invention dan Discovery. Ketiga kata ini sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Diskovery adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru yang berupa hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemukan benar-benar belum ada sebelumnya. Sedangkan inovasi diartikan sebagai suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati oleh seseorang atau sekelompok orang dan sesuatu itu merupakan hal yang baru, baik hasil invensi maupun diskoveri.
Istilah inovasi memang sering didefinisikan secara berbeda, walaupun pada umumnya memiliki pemaknaan serupa.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa inovasi pembelajaran adalah suatu hal yang baru dan dengan sengaja diadakan untuk meningkatkan kemampuan demi tercapai suatu tujuan pembelajaran. Inovasi pembelajaran diadakan untuk membantu guru dan siswa dalam menata dan mengorganisasi pembelajaran menuju tercapainya tujuan belajar.
2.2 Pentingnya Inovasi Pembelajaran itu dilakukan
Pembelajaran merupakan bagian yang sangat dominan dalam mewujudkan kualitas proses dan lulusan pendidikan. Pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengemas dan melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan. Oleh karena itu, guru harus tahu dan mengerti mengapa inovasi pembelajaran dilakukan.
Setiap otak manusia itu unik. Keunikan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetika dan lingkungan. Otak memiliki ukuran dan berat yang bervariasi di antara semua manusia. Otak juga berkembang dengan caranya sendiri. Setiap hari otak mengalami perkembangan. Perkembangan ini dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan pada otak. Stimulus dalam bentuk apapun akan diproses oleh otak. Proses ini dilakukan oleh sel-sel otak yang aktif melakukan komunikasi. Semakin baru dan menantang stimulus yang diberikan maka otak semakin mengaktivasi jalan barunya. Namun, jika stimulus itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak berarti bagi otak maka informasi itu akan menjadi prioritas rendah dan akan mudah hilang. Jika otak merasakan sesuatu yang penting maka otak akan menyimpan informasi itu dalam memori jangka panjang (long term memory) dan memori itu semakin berpotensi.
Pada setiap tahap perkembangan, beberapa gen mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Gen itu tidak membentuk pola pembelajaran, namun merepresentasikan kesempatan yang diperkaya. Seseorang yang dilahirkan dari gen seorang yang jenius tidak menjamin orang itu menjadi jenius. Jika lingkungan sekitar diperkaya maka orang itu akan jenius, tetapi jika lingkungan tidak diperkaya maka itu akan menjadi yang biasa saja. Jika seorang anak yang dilahirkan dari gen seorang yang biasa tetapi lingkungan sekitar diperkaya maka anak itu bisa menjadi anak yang jenius.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembelajaran ikut serta mempengaruhi perkembangan otak anak. Pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alami untuk belajar merupakan salah satu cara agar otak anak dapat berkembang dengan baik. Pembelajaran ini disebut juga Pembelajaran Berbasis Otak. Pembelajaran ini didesain agar otak selalu bisa membuat keputusan secara alamiah. Pembelajaran berbasis otak mempertimbangkan bagaimana anak bisa selalu menggunakan otaknya dalam pembelajaran.
Setiap anak itu unik, baik perkembangan maupun pemikirannya. Anak itu memiliki cara sendiri dalam belajar. Anak itu bukan mesin yang dapat bekerja sesuai dengan program yang disetel. Anak itu memiliki potensi yang sangat besar. Potensi itu harus selalu digali agar tidak mati. Oleh karena itu pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau seluruh pembelajar.
2.3 Yang di maksud dengan Inovasi Pembelajaran Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan dan bersikap. Kemampuan dasar ini akan dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian siswa. Kompetensi merupakn target, sasaran, standar sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Benyamin S. Bloom (1964) dan Gagne (1979) dalam teori-teorinya yang terkenal itu, bahwa menyampaikan materi pelajaran kepada siswa penekanannya adalah tercapai sasaran atau tujuan pembelajaran (instruksional). Cangkupan materi yang terkandung pada setiap kawasan kompetensi memang cukup luas seperti pada kawasan taksonomi dari Bloom, Krathwool dan Simpson.
Dalam pembelajaran kompetensi siswa sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut kreatifitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi bertitik tolak pada pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suatu kondisi dapat terjadi proses belajar pada siswa dengan melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru.
Pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus yang berada dengan pembelajaran lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan kemajuan belajar siswa secara individu. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran kompetensi harus dipertimbangkan pengelolaan ruangan kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan pembelajaran, srategi kegiatan belajara mengajar, sarana dan sumber belajar. Pendekatan pembelajaran kuantum dapat dilakukan melalui pembelajaran bermakna dan tematik. Kedua pendekatan ini dapat dikembangkan dengan tetap menyesuaikan terhadap tingkatan kematangan belajar anak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanDari bab diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Inovasi pembelajaran adalah suatu hal yang baru dan dengan sengaja diadakan untuk meningkatkan kemampuan demi tercapai suatu tujuan pembelajaran.
- Pembelajaran merupakan bagian yang sangat dominan dalam mewujudkan kualitas proses dan lulusan pendidikan. Pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengemas dan melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan betapa pentingnya inovasi pembelajaran untuk dilakukan.
- Pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus yang berada dengan pembelajaran lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan kemajuan belajar siswa secara individu. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran kompetensi pendidik (guru) dituntut harus menciptakan dan menjaga kondisi kondusif kelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/18/kemengapaan-inovasi-pembelajaran/
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/24/lesson-study-%E2%80%93-latar-belakang/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/inovasi-pembelajaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar